RIZKI MAWARDI Coretan Labil Mahasiswa UNRI

Senin, 25 September 2017

HIDUP MAHASISWA !!! dan IDENTITAS yang telah MATI

Dari aku MABA hingga kini berjalan menjadi semester tua. Semboyan hidup mahasiswa !!! Selalu aku dengar.

Mulai dari kegiataan kelembagaan hingga aksi di jalanan, suara lantang hidup mahasiswa selalu aku dengar.
Katanya kalimat itu untuk membangkitkan kembali jiwa mahasiswa yang telah mati !

Benarkah atau hanya sekedar teriakan menambah sensasi.

Mungkin teriakan itu memiliki maksud dan tujuan. Hanya saja maksud dan tujuannya tidak kecapaian.
Jiwa mahasiswa kini telah pudar. Tidak bisa di bangkitkan hanya dengan teriakan. Tapi juga harus dengan dedikasi dan diskusi kebangkitan atau melakukan peringatan.
Peringatan mengingat sejarah yang kini telah hampir dilupakan.
Munir, wiji thukul , tan malaka nama-nama yang sudah hampir dilupakan. Dilupakan oleh mahasiswa yang lupa akan kesejahteraan.

Kini tirani kekuasaan telah menggerogoti kesejahteraan. Hingga kini telah mengusai peradapan. Koruptor merajalela, Dulu hanya ada dijalan cendana kini sekarang koruptor membabi buta : mulai dari partai politik, birokrasi , polisi hingga majlis ulama dinegeri ini.

Kemana para mahasiswa ? Yang selalu mendengar teriakan hidup mahasiswa !!! Apakah jiwanya telah mati atau mahasiswa kini hanya mempercantik diri, dengan cara memperkaya diri sendiri hingga lupa tugas mahasiswa adalah mengabdi untuk negeri. Mungkin tidak lupa untuk mengabdi pada negeri hanya saja kami sudah di doktrin untuk mendapatkan ipk tinggi. IPK yang kita tau tidak bisa kita bawa mati.

Aku jadi penasaran berapa tinggi IPK Ir. Soekarno dan Drs moh.hatta saat menjadi mahasiswa, karena hanya ipk nya yang tidak pernah dituliskan dalam buku golongan kiri.
Soekarno mahasiswa teknik yang bisa membangun bangunan di negeri ini. Malah ia yang lantang membacakan teks proklamasi.
Hatta seorang anak ekonomi yang IPKnya juga tidak pernah masuk dalam buku golongan kiri. Malah ia yang menggagas koperasi.

Akankah ada lagi mahasiswa layaknya mereka dizaman teknologi seperti saat ini ? Mungkin ada, tapi entahlah siapakah dia ? Karena kini semua telah berubah.

Tidak hanya mahasiswa yang telah berubah, dosen dan kampuspun kini telah berubah. Dosen yang mengajar tanpa mengajak diskusi tentang negeri ini. Dan kampus yang hanya mengapresiasi mahasiswa yang berprestasi : mulai dari juara menulis, pidato hingga stand up comedy. Semua menolak lupa akan sejarah kebangkitan mahasiswa. Semua kini telah di doktrin harus cepat jadi sarjana. Walaupun aku rasa tidak ada yang istimewa dari acara wisuda. Berjejer rapi lalu digeserkan toga dan foto bersama keluarga. Orang tua pun semakin takut anaknya lama lulus. Mereka mengingkan anaknya cepat lulus, karena uang kuliah semakin hari semakin sulit diurus.

Mari kita ingat kembali sedikit sejarah masa lalu negeri ini. Tentang mahasiswa yang berani merubah tirani dan mahasiswa yang berani membacakan teks proklamasi

Share:

KRITIK & SARAN

Nama

Email *

Pesan *

Follow me

Facebook  Twitter  Instagram Path Yahoo

Total Pageviews

Teman